“NILAI DIRI”

Sekumpulan anak muda datang bersilahturahmi ke kediaman Opung Toba. Setiap minggu mereka menyambangi rumah sederhana tersebut. Kadang membawa sedikit bekal, tapi kadang tanpa membawa apa-apa. Namun pulangnya selalu membawa “sesuatu” yang bermakna bagi hidup mereka. Membuat hidup mereka lebih bermakna.

Opung Toba, seorang sesepuh di daerahnya, amat disegani. Berjenggot putih dengan pakaian putih bersih, tanpa corak. Selalu menyambut hangat kedatangan siapapun yang datang, tanpa pandang bulu. Memberikan wejangan bijaksana, mudah dimengerti semua pendengar.

Hari ini, Opung memegang sehelai uang 100 ribu rupiah. Lembaran merah tersebut kelihatan baru, licin tanpa lipatan. Seperti baru disetrika.

Sambil mengibas-ngibaskan uang tersebut, Opung Toba bertanya : “Siapa yang berminat dengan uang ini?”

Semua pemuda langsung mengacungkan tangannya.

Mereka berteriak : “Sayaaa… sayaaa…. saya mau….!”

Opung Toba tersenyum melihat para pemuda begitu antusias. Lantas berkata : “Okay… saya akan memberikan uang ini kepada salah satu dari kalian, tapi saya akan melakukan sesuatu terhadap uang ini…”

Opung Toba meremas-remas uang tersebut hingga berbentuk kepalan. Uangnya tidak utuh lagi. Jika dibentangkan, uang tersebut tidak lagi licin, berkerut-kerut dan sangat tidak enak dilihat.

Opung Toba : “Apakah kalian masih berminat dengan uang ini?”

Para pemuda spontan mengacungkan tangan. Jumlah yang mengangkat tangan tidak berkurang.

Tiba-tiba Opung Toba berdiri. Membuang uang yang merupakan nominal tertinggi di negara kita. Lalu menginjak-injak uang tersebut dengan sepatunya.

Saat ini kondisi uang tersebut terlihat kumal, jorok, tidak mulus dan tidak berbentuk. Sangat tidak layak sebagai uang.

Opung Toba tersenyum, menunjuk ke uang yang berada di lantai, lalu berkata : “Wahai pemuda, apakah kalian masih menginginkan lembaran ini?”

Para pemuda antusias mengacungkan tangannya. Semua tetap berminat.

Opung Toba mengambil uang 100 ribu tersebut dan berkata : “Bagus… bagus… kalian baru saja mendapatkan pelajaran berharga. Walaupun saya melakukan apapun yang tidak benar terhadap uang ini, namun hal ini tidak mengurangi minat kalian terhadapanya. Lembaran yang kusam dan jorok tetaplah bernilai 100 ribu. Tidak berkurang sedikitpun nilainya…”

Sobatku yang budiman…

Kita seringkali mengalami hal yang tidak mengenakkan, membuat hati kesal dan akhirnya putus asa akibat keputusan yang kita buat. Pernah terjatuh, terkoyak, terluka, merasa kotor dan jorok. Banyak orang mencela dan menghakimi kita, mengatakan yang tidak-tidak terhadap keputusan yang dibuat. Situasi menjadi runyam dan amat tidak nyaman.

Kondisi ini sering membuat kita merasa tidak berharga, tidak bernilai lagi. Terpuruk dalam kehinaan. Pikiran menjadi tidak jernih, ingin rasanya menghilang.

JANGAN BERPIKIR DEMIKIAN…!!!

Saat anda merasa tidak berharga, ingatlah selembar uang 100 ribu rupiah….

Apapun kesalahan yang pernah dibuat, jangan pernah merasa kehilangan nilai di mata diri kita sendiri dan di mata orang-orang yang mencintai kita.

WE ARE A SPECIAL PERSON IN EVERY MOMENT…!!!

#firmanbossini

#motivasi #inspirasi #renungan

#special #nilai #hargadiri

#pantangmenyerah

#backtonormal

#April2021

This entry was posted in RENUNGAN. Bookmark the permalink.

Leave a comment