<Jumat, 27 Mei 2016 COR 17:24>
Sehari setelah Abece mendampingi Nenek Mongky ke dokter untuk berobat, Mongky mengajak Abece untuk makan siang bersama, sebagai balas jasa Abece telah menemani neneknya.
Sesampainya di rumahnya, Mongky melihat keanehan di wajah Abece. Jidat Abece kelihatan membengkak, benjol dan membiru seperti telur angsa.
Mongky : “Ada apa abang…? Kenapa dengan jidat kamu..,?”
Abece : “Gak papa kok… Sudah tidak sakit lagi…”
Mongky : “Masalahnya bukan sakit apa tidak, tapi benjolnya itu yang gak elok dipandang mata. Kalo kita keluar makan malam, ntar dikira orang, saya memukul jidat abang hingga bengkak…”
Abece : “Gak usah pedulikan orang lain…”
Mongky merasa sangat kasihan dengan Abece, lantas memaksa Abece pergi berobat ke dokter. Setelah didesak dan dipaksa, akhirnya Abece menyerah dan bersedia untuk berobat.
Ternyata Abece dibawa oleh Mongky ke dokter yang pernah dikunjungi Abece bersama nenek Mongky. Sebenarnya Abece berniat menolak berobat di sini, karena di awal perjumpaan mereka dulu, sang dokter telah menghina dirinya. Masih ada rasa dendam di hati Abece.
Sesampainya di tempat praktek, dan tanpa perlu menunggu antrian karena sedang tidak ada pasien, Abece dan Mongky dipersilahkan masuk ke dalam ruangan dokter.
Dokter : “Haii…Selamat berjumpa kembali manusia super aneh… Tumben hari ini membawa puteri majikan kamu yang cantik jelita… Eitsss… Jidat kamu bengkak? Ada apa gerangan..?”
Abece : “Lalat…”
Dokter : “Hah..? Lalat kan tidak gigit…!”
Abece : “Maksud saya tawon…”
Dokter : “Lalat dan tawon itu beda banget… Tawonnya singgah di jidat kamu…?”
Abece : “Betul sekali…”
Dokter : “Menyengat…?”
Abece : “Belum sempat…”
Mongky ikut menyela : “Kalo belum sempat menyengat, kok bisa bengkak..?”
Abece : “Ibuku…”
Dokter : “Ibumu yang menyengat jidat kamu…?”
Abece : “Tuh kan dokter ini meledek terus… Mongky, ayo kita pulang saja. Saya merajuk nih….”
Mongky : “Sssttt… Ckckckck… Jangan merajuk yah… Habis jawaban kamu tidak jelas…”
Abece : “Sebelum tawonnya sempat menyengat, ibuku berhasil menghantam tubuh tawon hingga penyet dengan panci… Ibuku menari-nari kegirangan atas kesuksesan aksinya… Sementara, saya terkapar, tergeletak tidak sadarkan diri di atas lantai….”
Gubrakkk…
#firmanbossini obrolanbeken.wordpress.com m.facebook.com/firman.bekenmedia